Monday, December 10, 2012
Partikel-Partikel の (no)
助詞
(JOSHI/PARTIKEL)
Partikel の (no)
Minasan, ogenki desu ka. Beberapa hari ini saya tidak
sempat menyajikan materi karena saya ditimpa musibah. Laptop tercinta saya
dicuri (T_T) padahal semua data ada di dalam. Sory jadi curhat deh...
Postingan kali ini kita akan membahas mengenai
partikel atau dalam bahasa Jepangnya disebut joshi. Seperti yang telah
saya singgung di tulisan sebelumnya, bahwa partikel di bahasa Jepang itu cukup
banyak, namun pada kesempatan ini kita akan memulai dengan pembahasan partikelの (no). Bagi yang sudah ada dasar
pasti akan bertanya-tanya mengapa kita memulai pembahasan ini dari partikel no,
sebab umumnya di buku-buku tata bahasa Jepang pasti diawali dengan pembahasan
partikel wa. Alasannya sebenarnya adalah kita akan memulai pembahasan
partikel bahasa Jepang mulai dari yang paling mudah dipahami sampai yang
lumayan sulit untuk dipahami. Dengan kata lain partikel no ini lumayan
mudah untuk dijelaskan makanya kita bahas dulu deh... hajimemashou ka...
Partikel no umumnya dipahami untuk menyatakan “kepemilikan”.
Mungkin masih ada yang ingat mengenai postingan kosoado. Pada postingan
tersebut terdapat kalimat sebagai berikut:
あの車は私のです。
Ano kuruma
wa watashi no desu.
Mobil itu
milik saya
Jika kita lihat kalimat
tersebut maka pola dari penggunaan partikel no adalah sebagai berikut:
Pemilik の -------
|
Catatan: bagian yang kosong adalah sesuatu
yang dimiliki.
Mari kita lihat
beberapa contoh penggunaannya berikut ini:
1.
Watashi no hon desu (buku milik saya)
2.
Anata no tabako desu (rokok milik anda)
3.
Tomodachi no jitensha desu (sepeda milik teman)
Lumayan
mudahkan... Oh iya sedikit info bila diperhatikan penggunaan partikel no
ini jelas adalah kebalikan dari bahasa Indonesia Maksudnya, bila dalam bahasa
Indonesia kita mengucapkan yang dimiliki dulu
kemudian sang pemiliknya (misalnya buku milik saya),
sedangkan dalam bahasa Jepang sang pemiliknya dulu
kemudian yang
dimiliki (watashi no hon desu). Jadi, hati-hati jangan sampai
kebalik ya. Mungkin ada dari pembaca yang bisa atau tinggal di daerah Manado
atau sekitarnya. Beruntung sekali bagi mereka, sebab pola ini dapat dengan
mudah ia pahami karena bahasa Manado menggunakan sistem seperti ini, misalnya “ngana
pe rokok”. “Ngana” berarti kamu dan “pe” sama dengan “no”. Teman-teman
juga bisa cari tahu sendiri dengan memperhatikan bahasa daerah yang teman-teman
gunakan.
Mari kita
menyelami lebih dalam lagi mengenai partikel no ini. Di atas sudah
disinggung bahwa partikel no ini menunjukkan kepemilikan, namun penulis
sering menemukan banyaknya salah kaparah dari pemula pembelajar bahasa Jepang.
Dari pengalaman penulis, banyak pembelajar yang mengira bahwa “bila terdapat
kata milik kemudian mau diubah ke bahasa Jepang maka digunakan partikel no”.
Sebenarnya pola pikir demikian sudah tepat, namun hanya di kasus-kasus
tertentu. Bahkan ada lebih banyak kasus yang akan membuat kita bingung bila
memiliki pola pikir demikian. Mari kita lihat beberapa contoh berikut ini:
1. Buku bahasa
Inggris
2. Air hujan
3. Nyanyian
mentari
Ketika kita
ingin mengubah kalimat di atas ke bahasa Jepang kemudian ditambah persepsi yang
telah disebutkan di atas, yakinlah pasti akan muncul kebingungan. Bahkan kita
juga akan menduga bahwa kalimat-kalimat di atas tidak ada yang menggunakan
partikel no walaupun sebenarnya kita sudah mempelajarinya. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya kata “milik” yang terdapat pada kalimat di atas.
Kalimat-kaimat di atas di dalam bahasa Jepang secara berturut-turut kurang
lebih seperti berikut ini:
1. Eigo no hon
2. Ame no mizu
3. Taiyou no
uta
Bila melihat
kasus di atas, maka kita dapat menemukan hal yang penting, yaitu “no
yang berarti “milik” di dalam bahasa Indonesia sifatnya bisa tersirat maupun
tersurat”. Maksudnya adalah bila terdapat kata “milik” dalam bahasa Indonesia
yang kemudian ingin diubah ke bahasa Jepang maka digantikan partikel no
(misalnya, buku milik saya = watashi no hon), ini yang dimaksud
tersurat. Adapun dalam kasus kata “milik” yang tersirat (misalnya, air hujan = air
miliknya hujan) maka juga digunakan partikel no.
Pada
dasarnya terdapat beberapa kelemahan juga dengan cara di atas, yakni “bagaimana
kita bisa mengetahui suatu kalimat di dalamnya mengandung kata “milik” yang
tersirat”. Bagi yang sering bergelut dengan bahasa kemampuan tersebut penulis
pikir akan lahir dengan sendirinya, namun mungkin bagi para pemula hal tersebut
masih cukup sulit. Tidak apa-apa, jangan khawatir penulis juga menemukan satu
cara lain yang penulis rasa cukup baik digunakan untuk memahami penggunaan
partikel no. Mari kita lihat beberapa contoh kalimat dalam bahasa
Indonesia yang kemudian kita cari di mana saja partikel no diletakkan:
1. Teman saya
berdiri di depan stasiun.
2. Contoh
kalimat berikut adalah soal tahun lalu.
3.
Pusatperbelanjaan di Tokyou selalu ramai.
Untuk mengetahui di mana saja posisi
partikel no bisa disisipkan anda dapat melakukan langkah-langkah berikut
ini:
1. Bagi
kalimat-kalimat di atas menjadi susunan tiap kata, namun ingat bila
menemukan dua kata atau lebih yang saling berkaitan dalam membentuk makna, maka
jangan pisahkan.
2. Kata yang
lebih dari satu yang saling berkaitan dalam membentuk satu makna inilah yang
menggunakan partikel no. Namun ingat satu hal lagi, setiap kosa kata
tersebut adalah jenis kata benda. Bila tidak termasuk jenis kata benda maka
kata-kata tersebut tidak dapat menggunakan partikel no.
3. Artikanlah
kata-kata yang ditemukan tersebut satu persatu dari belakang kemudian sisipkan
di antaranya partikel no.
Langkah di
atas memang nampaknya agak sulit dilakukan namun bila anda terus melatihnya pasti
anda bisa dengan mudah menggunakan partikel no nantinya. Mari kita coba cara
ini pada contoh-contoh yang telah disebutkan di atas:
Teman saya berdiri di
depan stasiun.
|
Langkah-langkah:
1. Teman saya berdiri
di depan stasiun
(mencari 2 kata atau
lebih yang saling berkaitan dalam membentuk makna)
Dari kalimat di atas
kita dapatkan 2 yaitu, teman saya dan depan stasiun
2. Teman saya depan stasiun
-
teman = kata benda saya = kata benda
-
depan = kata benda stasiun = kata benda
3. watashi no
tomodachi eki no mae
-
teman = tomodachi saya = watashi
-
depan = mae stasiun = eki
Jadi, kalimat di atas nantinya dalam bahasa Jepang
adalah:
Watashi no tomodachi
........... eki no mae..........
|
Bagian yang kosong nantinya akan di isi
oleh berdiri dan di (kita akan bahas ketika kita mulai memasuki
pola bahasa Jepang yaitu SKOP). Intinya kita telah menemukan di mana saja
partikel no digunakan. Anda dapat melatih cara di atas dengan mencoba
menemukan di mana saja partikel no disisipkan pada contoh kalimat kedua dan
ketiga di atas.
Mungkin ada yang menduga bahwa cara di atas
hanya bisa diterapkan dari Indonesia ke Jepang, sebenarnya cara di atas bisa
juga digunakan sebaliknya. Langkahnya sama saja, namun sebelum melakukan
langkah pertama terlebih dahulu coba artikan secara kasar apa kira-kira maksud
keseluruhan kalimat tersebut dalam bahasa Jepang.
Seperti yang telah penulis jelaskan bahwa cara ini
nampaknya berbelit-belit, namun bila anda sudah menguasainya cara tersebut akan
lancar mengalir di dalam kepala kita tanpa harus mengikuti langkah-langkah di
atas. Dan satu hal lagi bagaimanapun metodenya tapi kalau malas latihan, ya
sama aja bohong. Sekian dulu postingan kali ini semoga bermanfaat. Bila ada
yang ingin berkomentar, saran, ataupun kritik, silahkan tulis saja di bagian
komentar. Bagi yang ingin latihan partikel ini juga silahkan. Tetap semangat
ya...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Arigato gozaimusu sensei
ReplyDelete